Kita dan Hujan Gerimis

Menatap tanpa fokus sebuah lukisan indah sang pencipta yang terpajang dijendela rumahku. Seperti domba yang lepas dari ikatan sang empunya, berlari bebas tanpa aturan. Sama halnya lamunanku malam ini, tak karuan. Walau semua masih tentang kamu, tapi kali ini tak seperti biasanya. tak ada lamunan indah malam ini.

Apakah ada yang salah dengan sikapku, tindakanku atau dengan ucapanku ?
yang jelas sikap yang kamu tunjukkan akhir akhir ini padaku berbeda. Seolah ada yang mengganjal di hatimu.
Bisakah kamu beri aku sedikit arti dari sikapmu itu ?. Apakah kamu tahu, kediamanmu membuat aku terlalu banyak menerka. Menerka hal hal yang mungkin telah membuatmu berubah.

Aku tahu kita memang berbeda, bahkan terlalu berbeda.  Bukankah hal ini sudah kita pertimbangkan sebelum kita melangkah sampai sejauh ini ?
"tapi  cinta yang membuat kami seirama" . Itu yang dulu kamu ucapkan sebagai pembelaanmu pada orang orang mencoba memisahkan kita. Seolah cibiran orang hanyalah angin lalu, sekedar lewat dan tak memiliki makna dari hadirnya.

Aku + Kamu = Kita. 
Sebuah rumus cinta sederhana yang selalu kamu ucapkan padaku. Dan aku suka itu.
Tak ada hal selain kita, kita dan kita. Semua berjalan indah seusai alur cerita yang telah kita tuliskan di diary janji kita.

Sayangnya semua akan menjadi rumit jika ditambah variabel "mereka", "dia" atau variabel variabel lain yang mencoba mengubah rumus cinta kita. Dan sepertinya variabel variabel itu mulai menyusup diantara hubungan kita.  Setidaknya itulah yang saya terka dari perubahan sikapmu.
pic

Ah sudahlah. Aku tak mau lagi menerka - nerka sikapmu. Terlalu dalam untuk kuselami hatimu, terlalu sulit kubaca pikiranmu.
Hmmm...
Mungkin aku tidak bisa membaca pikiranmu tapi satu yang bisa kulakukan, mencintaimu segenap hatiku.
Dan aku hanya ingin kamu tahu, cintaku padamu seperti halnya hujan gerimis. Gerimis yang jatuh perlahan, terus menerus dan akan memenuhi lautan cinta dihatimu.

Komentar

  1. Kalau di tepatku skarang judule Aku dan Panas = lemes

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahha...biar panas dan lemes tapi harus tetep semangat mas

      Hapus
  2. gerimis kalo jatuh ke tanah, bisa banjir, bisa juga ilang lho mas, hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener juga mas...
      cuma kalo menurut cerita diatas, ane berharap si doi mau nampung gerimis cinta ane...Jadi ngga hilang sia2 ditanah...

      Hapus
    2. asyiik, itu yang ideal. ndukung deh pokoknya.

      Hapus
  3. Itu rumus sederhana yang sebenarnya sulit disederhanakan untuk beberapa orang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hal yang sulit adalah meng-implementasi-kan rumus sederhana itu dikehidupan kita...

      Hapus
  4. soal : dari rumus di atas tentukan nilai minimal (dalam rupiah) yang wajib dikeluarkan oleh sang lelaki ketika sedang berpacaran!

    *lho?!

    BalasHapus
  5. salam sukses gan, bagi2 motivasi .,
    Bersabarlah dalam bertindak agar membuahkan hasil yang manis.,.
    ditunggu kunjungan baliknya gan .,.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SIBOLGA SQUARE...

Mikir Ideal

Nono & Nini : Mitos Pecahnya Sebuah Gelas